Rabu, 05 Agustus 2009

Waspadalah! Bom Terorisme Porak Porandakan Nasionalisme

Bom, teror bom, al qoidah, mariot, intelejen, jama’ah islamiyyah, osamah bin laden, noordin m top, dr. Azhari, menara double WTC adalah sebuah tag yang lekat dengan terorisme terorisme. Tag-tag baru yang dulu tak pernah kita kenal. Saya yakin tag-tag ini tidak berasal dari Indonesia. Indonesia United, bersatulah Indonesia, galang kembali semangat nasionalisme lawan semua bentuk terorisme yang akan memporak-porandakan nasionalisme bangsa. Penerapan UU terorisme yang juga belum berumur harus selalu berpijak terorisme bukan berasal dari Indonesia. Justru terorisme yang seringkali diwujudkan dengan teror bom berusaha memporak-porandakan nasionalisme.

Dampak teror bom begitu luas bagi Indonesia. Ekonomi, pariwisata, hukum, dan jiwa anak bangsa indonesia. Semua teror bom tersebut berdasarkan peristiwa-peristiwa teror bom dikendalikan dari luar Indonesia. Hampir setiap teror bom dikaitkan dengan al qoidah. Terakhir teror bom yang dikaitkan dengan al qoidah terjadi di Pusat Kota Haditha Irak (2/8), sebelumnya tepat di acara pemakaman dekat faluja irak (27/7). Teror bom di Hotel JW Mariot dan Ritz Carlten pada jum’at kelam beberapa pekan lalu juga dikaitkan dengan al qoidah. Bahkan berhembus kabar dana dan mastermind bom berasal dari malaysia, bau malaysia begitu menyengat. Saat Indonesia mulai tenang hampir 5 tahun, ekonomi mulai stabil cenderung naik, membangun iklim demokrasi, bluaaarrrrr korban jiwa melayang di saat rangkaian pilpres berlangsung. SBY dalam pidato jumpa pers yang diliput hampir seluruh media utama sempat mengaitkan dengan dinamika parpol pada pilpres 2009. SBY dengan penuh keyakinan menyampaikan ini laporan intelejen, bukan fitnah, ini fakta dan data. Sekali lagi intelejen.


Bravo untuk parpol, ormas, civil society lainnya yang tidak membesarkan pernyataan sby yang memanaskan pilpres 2009. Bukti, Indonesia United untuk tetap cinta tanah air. Tidak terpengaruh isu yang cenderung memecah belah persatuan. Para blogger dalam kopdar kompasiana III bertepuk tangan ketika unang muchtar salah satu kompasioner membacakan karya blognya ”Jangan Cengeng Jenderal” dihadapan dua jenderal purnawiran Cheppy Hakim dan Prayitno Ramelan. Jangan cengeng hadapi musibah teror bom yang berasal dari luar indonesia dengan politik akal sehat, bukan akal-akalan karena menangis sebelum perang lawan teroris. Indonesia bersatu pasti tak terkalahkan. Apalagi lawan teroris, cing cay…, cing cay.

Teror Bom bukan bomnya yang diburu. Perhatikan pahamnya, jaringannya, aliran dananya, dan dampaknya. Tim Gegana meraung-raung sepanjang pekan sebelum bom mariot terjadi. Di mana kamu, tim intelejen indonesia yang masih kami banggakan? Peneror tertangkap, ups terkaget saya, hanya pemuda iseng, yang dikatakan banyak media tidak ada kaitan dengan jaringan ini. Luput dari perhatian bluarrrr bom mariot kedua meledak. Pondok Pesantren Ngruki yang diduga sebelumnya Nursaid yang akhirnya tak terbukti pelaku bom, pondok ngruki menjadi sasaran tembak aparat. Sst, ada apa dengan nama-nama yang berbau arab (muslim), saya rasa tak ada hubungannya sama sekali. Ya tag teror bom sudah lekat dengan tag internasional. Tak ada kaitannya dengan penduduk muslim indonesia yang sekarang partai yang berbasis islam tak lagi jaya.

Sekali lagi, tokoh-tokoh agama kita bersatu isu teror yang dikaitkan dengan muslim indonesia berhasil ditepis. Mantan Rektor Universitas Islam Indonesia Azumardi Azra menghimbau agar dihidupkan kembali kumpulan tokoh-tokoh agama dan budaya untuk melawan terorisme. Terorisme adalah paham yang bisa dilawan dengan nasionalsme. Nasionalisme dengan sifat kegotong-royongan rakyat indonesia akan menepis terorisme. Saya masih ingat, sejak perjalanan umur saya bergaul dengan berbagai orang-orang indonesia, agama orang-orang indonesia tidak ada yang menunjukan nilai-nilai terorisme. Terorisme adalah unsur-unsur asing yang perlu kita lawan bersama.

Tag terorisme ini sangat berbeda jauh dengan tag-tag orde baru, meski satu kesamaan. Menjadikan rakyat kembali tertekan. Banyak melahirkan UU karet dan cenderung merepresi rakyat. UU Polkam, UU Pers dsb. UU Terorisme, UU ITE dsb. Sekedar untuk bernostalgia tag orde baru. Tag tersebut antara lain GPK (Gerakan Pengacau Keamanan), OTB (Organisasi tanpa bentuk), pamswakarsa, dsb. Perbedaan yang lain Orde baru menyatukan rakyat indonesia untuk menuju era reformasi sedangkan terorisme cenderung merusak nasionalisme. Tak ada orang indonesia yang teroris. Akhir kata, I Love Indonesia Full, and I Respect Other Country who’s respect nasionality Indonesia. I am not SBY who ever tell I Love Love America.


0 komentar:

Posting Komentar

Kepada Teman-Teman sekalian silahkan komentar Disini,
Kalau Teman- Teman Mau Komentar Dengan Mengunakan Emoticon Silahkan.
Sebelumnya Terima Kasih Atas Komentarnya....

 
© free template by Blogspot tutorial